A.
Tujuan
a. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
b.
Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
c. Memahami teknik penggunaan subnet mask.
B.
Sekenario
Praktikum (Study Khusus)
Pada praktikum kali ini kita akan
mencoba membagi jaringan dengan teknik subnetting. Kita akan membagi jaringan
ke dalam 5 subnet. Pembagian ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan
jaringan dengan cara menyederhanakan IP Address yang dimiliki kedalam jumlah
yang lebih sedikit yaitu menjadikan host yang digunakan sebagai alamat ID.
Pembagian jaringan ini juga digunakan software simulasi jaringan packet tracer.
Dengan software ini dibuat desain/infrastruktur dari model jaringan yang telah
dihitung sebelumnya.
C.
Dasar Teori
1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR)
adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih
efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem
yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP
yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis
mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang
yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali
ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR
dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak
terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C
yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan
hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Misalkan ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke
internet. Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena Kelas C
tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts, alamat IP kelas B memiliki bit
yang cukup untuk melakukan subnetting secara leluasa. Untuk menghemat alamat IP
kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat
kelas C, ukuran block harus cukup besar sedemikian sehingga organisasi tersebut
dapat memberi alamat pada setiap jaringan nya. Contoh organisasi meminta kelas
B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai field subnet (ada 28 –
2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254, jumlah total host
254x254=64516). Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256
alamat IP kelas C yang beurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang
bisa diberi alamat adalah 254 network, masing-masing network dapat
mengakomodasi 254 host). Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di
router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar maka CIDR
memecahkan masalah ini. Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry
dengan format (network address, count). Nerwork address adalah alamat terkecil
dari suatu blok. Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu
blok. Contoh pasangan (192.5.48.0, 3) menyatakan tiga network address yaitu
192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0. Pada kenyataan nya CIDR tidak hanya berlaku
untuk kelas C. CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan keliapatan
dua dan menggunakan bit masks untuk mengidentifikasi ukuran blok. Misalnya
suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurtan mulai dari 128.211.168.0 maka
range alamatnya adalah 128.211.168.0 (10000000.11010011.10101000.00000000) :
the lowest – 128.211.175.0 (10000000.11010011.10101111.00000000) : the highest.
CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat 32 bit lowest
address, 32 bit masks. Untuk contoh diatas, mask CIDR terdiri dari 21 bit *1*,
yang artinya pemisahan antara prefix dan suffix terjadi setelah bit ke 21.
2.
VLSM (Variable Length Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan
peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting,
subnet zeroes, dan subnetones tidak bias digunakan. selain itu, dalam subnet
classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
VLSM memberbaiki kekurangan metode conventional subnetting. Dalam
subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang sama. Ini akan
menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada
yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM semua subnet
tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bias disesuaikan dengan
kebutuhan kita.
Perhitungan IP Address menggunakan
metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu
Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya
atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan
internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama
yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network
ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah
diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu
perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang
terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7
Network ID (IP Public).
Dalam
penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi
kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi
persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP,
EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua
perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang
menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan
menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru
dipecah kembali menggunakan VLSM
v Tabel
perhitungan VLSM :
Host ke
|
Jumlah host
|
Subnet Mask
|
Pre. Mask
|
2^0
|
1
|
255.255.255.255
|
/32
|
2^1
|
2
|
255.255.255.254
|
/31
|
2^2
|
4
|
255.255.255.252
|
/30
|
2^3
|
8
|
255.255.255.248
|
/29
|
2^4
|
16
|
255.255.255.240
|
/28
|
2^5
|
32
|
255.255.255.224
|
/27
|
2^6
|
64
|
255.255.255.192
|
/26
|
2^7
|
128
|
255.255.255.128
|
/25
|
2^8
|
256
|
255.255.255.0
|
/24
|
2^9
|
512
|
255.255.254.0
|
/23
|
2^10
|
1024
|
255.255.252.0
|
/22
|
2^11
|
2048
|
255.255.248.0
|
/21
|
2^12
|
4096
|
255.255.240.0
|
/20
|
2^13
|
8192
|
255.255.224.0
|
/19
|
2^14
|
16386
|
255.255.192.0
|
/18
|
2^15
|
32768
|
255.255.128.0
|
/17
|
2^16
|
65536
|
255.255.0.0
|
/16
|
2^17
|
131072
|
255.254.0.0
|
/15
|
2^18
|
262144
|
255.252.0.0
|
/14
|
2^19
|
524288
|
255.248.0.0
|
/13
|
2^20
|
1048576
|
255.240.0.0
|
/12
|
2^21
|
2097152
|
255.224.0.0
|
/11
|
2^22
|
4194304
|
255.192.0.0
|
/10
|
2^23
|
8388608
|
255.128.0.0
|
/9
|
2^24
|
16777216
|
255.0.0.0
|
/8
|
2^25
|
33554432
|
254.0.0.0
|
/7
|
2^26
|
67108864
|
252.0.0.0
|
/6
|
2^27
|
134217728
|
248.0.0.0
|
/5
|
2^28
|
268435456
|
240.0.0.0
|
/4
|
2^29
|
536870912
|
224.0.0.0
|
/3
|
2^30
|
1073741824
|
192.0.0.0
|
/2
|
2^31
|
2147483648
|
128.0.0.0
|
/1
|
2^32
|
4294967296
|
0.0.0.0
|
/0
|
Classful
Ranges :
0.0.0.0 - 127.255.255.255
128.0.0.0 - 191.255.255.255
192.0.0.0 - 223.255.255.255
224.0.0.0 - 239.255.255.255
240.0.0.0 - 255.255.255.255
Reserved
Ranges :
RFC1918
10.0.0.0 - 10.255.255.255
Localhost
127.0.0.0 - 127.255.255.255
RFC1918
127.0.0.0 - 172.231.255.255
RFC1918
192.168.0.0 - 192.168.255.255
Tabek berikut akan mempercepat proses pencarian
network dari jumlah host yang ditentukan.
Pembagian
|
Nilai Host ID
|
256/256
|
1
|
512/256
|
2
|
1024/256
|
4
|
2048/256
|
8
|
4096/256
|
16
|
8192/256
|
32
|
v Cara
kerjanya seperti ini :
Jika hasil jumlah host yang diinginkan bisa dibagi
dengan 256 maka, hasil dari pembagian ditaruh di oktet ke 3, dan jika jumlah
host tidak bisa dibagi dengan 256 maka di taruh di oktet ke 4.
Contoh
kasus dalam perhitungan menggunakan metode VLSM. Dalam contoh kasus ini misalnya kita akan
membangun sebuah jaringan internet dalam sebuah perusahaan besar. Dengan
ketentuan Host yang dibutuhkan antaran lain:
1.
Ruang utama 1000 host
2.
Ruang Kedua 500 host
3.
Ruang ketiga 100 host
4.
Ruang Server 2host
v Dengan IP 172.16.0.0/16
1. Ruang Utama 1000 host
Disini
dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk mendapat 1000
host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang dibutuhkan1000 maka cari hasil
pemangkatan 1000 atau >= 1000 host. dari tabel diatas yang sesuai
dengan kebutuhan host yang dibutuhkan gunakan 2^10 = 1024 dan untuk
mencari nilai network ikutilah tabel pembagian diatas, 1024/256 =
4. Karena bisa dibagikan dengan 256 jadi hasil pembagian tersebut, pada
subnet berikutnya ditaruh oktet ke 3. Lebih Lengkapnya seperti dibawah
ini:
Dan
untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari alamat jaringan berikutnya
untuk dikurangi 1. begitu juga IP terakhirnya.
Network : 172.16.0.0/22
IP Pertaam : 172.16.0.1
IP Terakhir : 172.16.3.254
IP Broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang
Kedua 500 host
Untuk
Ruangan Kedua host yang dibutuhkan or komputer yang bisa terhubung dengan
internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500 host atau lebih maka kita
cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500 atau lebih. dari tabel diatas yang
menghasilkan 500 host >=500 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang
digunakan 2^9= 512. Da untuk mencari nilai network. seperti tabel diatas 512
/256 = 2. Karena masih dibagi dengan 256 maka hasil dari pembagian
tersebut pada subnet berikutnya ditaruh pada oktet ke 3. seperti berikut:
seperti penjelasan
sebelum jika bisa dibagi 256 maka hasil dari pembagian dimasukkan di oktet ke 3
untuk Network Address berikutnya.
Dan untuk IP
broadcast caranya sama seperti diatas.
Network : 172. 16. 4. 0/23
IP
Pertama : 172.16. 4.1
IP
Terakhir : 172.16. 5.254
IP
Broadcast : 172.16.5. 255
Subnet
Mask : 255.255.254.0
seperti 2 kasus
diatas dari Natwork Address :
172.16.0.0 karena
pada oktet 3 sudah ditambah hasil dari pembagian host 1024/254 = 4. jadi
Network Address ke 2 menjadi 172.16.4.0. begitu juga untuk alamat ke 3
kerana bisa dibagi 512/256 =2 maka untuk subnet berikutnya ditambah hasil
pembagian menjadi 172.16.6.0. Begitu juga penjelasan diatas
tentang IP broadcast: hasilnya bisa dilihat 2 contoh kasus diatas.
3. Ruang
Ketiga 100 Host
Untuk
Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host, maka konsep perhitungan kita
gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Digunakan 2^7=128. Seperti
yang sudah kita bahas sebelum jika jumlah host yang diinginkan tidak bisa
dibagi 256 maka kita taruh di oktet ke 4, karena 100/256 tidak bisa dibagi
hasil untuk host ditaruh pada oktet ke 4.
Dan
untuk kelas C untuk mencari IP broadcast yaitu hasil dari Network Address
berikutnya dikurangi 1, dan untuk mencari IP Terakhir yaitu hasil dari Host id
IP broadcast dikurangi 1, seperti contoh kasus dibawah.
Network : 172.16. 6 . 0/25
IP
Pertama : 172.16. 6 . 1
IP
Terakhir : 172.16. 6 . 126
IP
Broadcast : 172.16 .6 .127
Subnet
Mask : 255.255.255.128
4.
Ruang Server 2 Host
Network : 172.16. 6. 128/30
IP
Pertama : 172.16. 6. 129
IP
Terakhir : 172.16.6. 130
IP
Broadcast : 172.16.6.131
Subnet
Mask : 255.255.255.252
D.
Alat dan
Bahan
1.
Software Simulasi Ciso Paket
Tracert 5.3
2.
Komputer / Laptop (Alat
untuk perhitungan dan menjalakan software)
E.
Langkah
Kerja
1.
Hidupkanlah komputer /
laptop anda terlebih dahulu.
2.
Buka aplikasi Cisco Packet
Tracert 5.3
3.
Klik icon end devices pada
menu dibagian kiri bawah untuk menambahkan beberapa komputer.
4. Kemudian pilih
devices
yang ada di sebelah kanan
sidebar end
devices
untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja.
5. Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar kerja dan buat seperti gambar dibawah ini.
6.
Sesuaikan pemasangan ip
address dengan gambar diatas. Kemudian
uji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address
tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena
kelimanya berbeda subnet.
Hal tersebut telah mensimulasikan teknik
subnetting VLSM sesuai
dengan scenario diatas.
F. Permasalahan Dan Troubleshooting
1. Permasalahan
a. Subnet
hanya dapat dibagi menjadi empat,
sedangkan jaringan akan dibagi
menjadi 5.
2. Troubleshooting
a. Salah
satu jaringan dibagi menjadi dua dengan teknik VLSM, sehingga total jaringan
yang dibagi menjadi 5.
G. Tugas
a. [Teknik
CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28
Dan
buatlah simulasi pada paket tracer dimana per subnetworknya diwakili oleh 5
buah komputer?
210.103.45.0/28
11111111.11111111.11111111.11110000
255.255.255.420
Jumlah
subnet
2X = 24
= 16
Maka
jumlah host persubnet = 16-2 = 14
No Subnet
Host Pertama Host
Terakhir Broadcast
1 210.103.45.0 210.103.45.1 210.103.45.14 210.103.45.15
2 210.103.45.16 210.103.45.17 210.103.45.30 210.103.45.31
3 210.103.45.32 210.103.45.33 210.103.45.46 210.103.45.47
4 210.103.45.48 210.103.45.49 210.103.45.62 210.103.45.63
5
210.103.45.64 210.103.45.65 210.103.45.78 210.103.45.79
6 210.103.45.80 210.103.45.81 210.103.45.94 210.103.45.95
7 210.103.45.96 210.103.45.97 210.103.45.110 210.103.45.111
8 210.103.45.112 210.103.45.113 210.103.45.126 210.103.45.127
9 210.103.45.128 210.103.45.129 210.103.45.142 210.103.45.143
10 210.103.45.144 210.103.45.145 210.103.45.158 210.103.45.159
11 210.103.45.160 210.103.45.161 210.103.45.174 210.103.45.175
12 210.103.45.176 210.103.45.177 210.103.45.190 210.103.45.191
13 210.103.45.192 210.103.45.193 210.103.45.206 210.103.45.207
14 210.103.45.208 210.103.45.209 210.103.45.222 210.103.45.223
15 210.103.45.224 210.103.45.225 210.103.45.238 210.103.45.239
16 210.103.45.240 210.103.45.241 210.103.45.254 210.103.45.255
Simulasi
gambar :
b.
[Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah
perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri
dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari
200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E terdiri dari 140
komputer. Setting ip address 5 buah komputer dengan network atau
nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan
perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana
per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.
A
= 300 = 2^9
B
= 250 = 2^8
C
= 200 = 2^8
D
= 140 = 2^8
E
= 140 = 2^8
Net
1 :
2^9
= 512, 11111111.11111111.11111110.00000000
Net
: 255.255.254.0
Net
2 :
2^8
= 256, 11111111.11111111.11111111.00000000
Net
: 255.255.255.0
A
= 300 512 – 2 = 510
Net.Mask :
255.255.254.0
Net.ID
: 172.200.0.0
IP
Pertama : 172.200.0.1
IP
Terakhir : 172.200.1.254
Broadcast : 172.200.1.255
B
= 250 256 – 2 = 254
Net.Mask : 255.255.255.0
Net.ID : 172.200.2.0
IP
Pertama : 172.200.2.1
IP
Terakhir : 172.200.2.254
Broadcast : 172.200.2.255
C
= 200 256 – 2 = 254
Net.Mask : 255.255.255.0
Net.ID : 172.200.3.0
IP
Pertama : 172.200.3.1
IP
Terakhir : 172.200.3.254
Broadcast : 172.200.3.255
D
= 140 256 – 2 = 254
Net.Mask : 255.255.255.0
Net.ID : 172.200.4.0
IP
Pertama : 172.200.4.1
IP
Terakhir : 172.200.4.254
Broadcast : 172.200.4.255
E
= 140 256 – 2 = 254
Net.Mask : 255.255.255.0
Net.ID : 172.200.5.0
IP
Pertama : 172.200.5.1
IP
Terakhir : 172.200.5.254
Broadcast : 172.200.5.255
Gambar
Simulasi :
Kesimpulan
Kesimpulan
yang bisa di dapat dari percobaan di atas, adalah dengan menggunakan teknik
VLSM kita bisa lebih memaksimalkan pemakaian host dalam sebuah subnet. Dengan
teknik VLSM juga kita bisa membuat jaringan lebih kecil dan mudah untuk
memanejemennya.
Daftar Pustaka