Sabtu, 07 April 2012

LAPORAN PRAKTIKUM JARIGAN KOMPUTER VLSM


A.    Tujuan
a. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
b. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
c. Memahami teknik penggunaan subnet mask.

B.     Sekenario Praktikum (Study Khusus)
Pada praktikum kali ini kita akan mencoba membagi jaringan dengan teknik subnetting. Kita akan membagi jaringan ke dalam 5 subnet. Pembagian ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan jaringan dengan cara menyederhanakan IP Address yang dimiliki kedalam jumlah yang lebih sedikit yaitu menjadikan host yang digunakan sebagai alamat ID. Pembagian jaringan ini juga digunakan software simulasi jaringan packet tracer. Dengan software ini dibuat desain/infrastruktur dari model jaringan yang telah dihitung sebelumnya.
C.    Dasar Teori
1.      CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Misalkan ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke internet. Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts, alamat IP kelas B memiliki bit yang cukup untuk melakukan subnetting secara leluasa. Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat kelas C, ukuran block harus cukup besar sedemikian sehingga organisasi tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringan nya. Contoh organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai field subnet (ada 28 – 2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254, jumlah total host 254x254=64516). Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C yang beurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat adalah 254 network, masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host). Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar maka CIDR memecahkan masalah ini. Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count). Nerwork address adalah alamat terkecil dari suatu blok. Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok. Contoh pasangan (192.5.48.0, 3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0. Pada kenyataan nya CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C. CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan keliapatan dua dan menggunakan bit masks untuk mengidentifikasi ukuran blok. Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurtan mulai dari 128.211.168.0 maka range alamatnya adalah 128.211.168.0 (10000000.11010011.10101000.00000000) : the lowest – 128.211.175.0 (10000000.11010011.10101111.00000000) : the highest. CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat 32 bit lowest address, 32 bit masks. Untuk contoh diatas, mask CIDR terdiri dari 21 bit *1*, yang artinya pemisahan antara prefix dan suffix terjadi setelah bit ke 21.

2.      VLSM (Variable Length Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnetones tidak bias digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
VLSM memberbaiki kekurangan metode conventional subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bias disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM
v  Tabel perhitungan VLSM :
Host ke
Jumlah host
Subnet Mask
Pre. Mask
2^0
1
255.255.255.255
/32
2^1
2
255.255.255.254
/31
2^2
4
255.255.255.252
/30
2^3
8
255.255.255.248
/29
2^4
16
255.255.255.240
/28
2^5
32
255.255.255.224
/27
2^6
64
255.255.255.192
/26
2^7
128
255.255.255.128
/25
2^8
256
255.255.255.0
/24
2^9
512
255.255.254.0
/23
2^10
1024
255.255.252.0
/22
2^11
2048
255.255.248.0
/21
2^12
4096
255.255.240.0
/20
2^13
8192
255.255.224.0
/19
2^14
16386
255.255.192.0
/18
2^15
32768
255.255.128.0
/17
2^16
65536
255.255.0.0
/16
2^17
131072
255.254.0.0
/15
2^18
262144
255.252.0.0
/14
2^19
524288
255.248.0.0
/13
2^20
1048576
255.240.0.0
/12
2^21
2097152
255.224.0.0
/11
2^22
4194304
255.192.0.0
/10
2^23
8388608
255.128.0.0
/9
2^24
16777216
255.0.0.0
/8
2^25
33554432
254.0.0.0
/7
2^26
67108864
252.0.0.0
/6
2^27
134217728
248.0.0.0
/5
2^28
268435456
240.0.0.0
/4
2^29
536870912
224.0.0.0
/3
2^30
1073741824
192.0.0.0
/2
2^31
2147483648
128.0.0.0
/1
2^32
4294967296
0.0.0.0
/0

Classful Ranges :
0.0.0.0      - 127.255.255.255
128.0.0.0  - 191.255.255.255
192.0.0.0  - 223.255.255.255
224.0.0.0  - 239.255.255.255
240.0.0.0  - 255.255.255.255
Reserved Ranges :
                                 RFC1918 10.0.0.0         -          10.255.255.255
                                 Localhost 127.0.0.0       -          127.255.255.255
                                 RFC1918 127.0.0.0       -          172.231.255.255
                                 RFC1918 192.168.0.0   -          192.168.255.255

Tabek berikut akan mempercepat proses pencarian network dari jumlah host yang ditentukan.
Pembagian
Nilai Host ID
256/256
1
512/256
2
1024/256
4
2048/256
8
4096/256
16
8192/256
32

v  Cara kerjanya seperti ini :
Jika hasil jumlah host yang diinginkan bisa dibagi dengan 256 maka, hasil dari pembagian ditaruh di oktet ke 3, dan jika jumlah host tidak bisa dibagi dengan 256 maka di taruh di oktet ke 4.
Contoh kasus dalam perhitungan menggunakan metode VLSM.  Dalam contoh kasus ini misalnya kita akan membangun sebuah jaringan internet dalam sebuah perusahaan besar. Dengan ketentuan Host yang dibutuhkan antaran lain:
1.      Ruang utama 1000 host 
2.      Ruang Kedua 500 host
3.      Ruang ketiga 100 host
4.      Ruang Server 2host

v  Dengan IP 172.16.0.0/16 
1. Ruang Utama 1000 host 
Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk mendapat 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 atau  >= 1000 host. dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan  gunakan 2^10 = 1024  dan untuk    mencari nilai network ikutilah tabel pembagian diatas, 1024/256 = 4.  Karena bisa dibagikan dengan 256 jadi hasil pembagian tersebut, pada subnet berikutnya ditaruh oktet ke 3.   Lebih Lengkapnya seperti dibawah ini:
Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari alamat jaringan berikutnya untuk dikurangi 1. begitu juga IP terakhirnya.   
Network          : 172.16.0.0/22
IP Pertaam      : 172.16.0.1
IP Terakhir      : 172.16.3.254
IP Broadcast   : 172.16.3.255
Subnet Mask   : 255.255.252.0

2. Ruang Kedua 500 host
Untuk Ruangan Kedua host  yang dibutuhkan or komputer yang bisa terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500 host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^9= 512. Da untuk mencari nilai network. seperti tabel diatas 512 /256 = 2.  Karena masih dibagi dengan 256  maka hasil dari pembagian tersebut pada subnet berikutnya ditaruh pada oktet ke 3. seperti berikut:
seperti penjelasan sebelum jika bisa dibagi 256 maka hasil dari pembagian dimasukkan di oktet ke 3 untuk Network Address berikutnya.
Dan untuk IP broadcast caranya sama seperti diatas. 
Network          : 172. 16. 4. 0/23
IP Pertama      : 172.16. 4.1
IP Terakhir      : 172.16. 5.254
IP Broadcast   : 172.16.5. 255 
Subnet Mask   : 255.255.254.0

seperti 2 kasus diatas  dari  Natwork Address : 
172.16.0.0 karena pada oktet 3 sudah ditambah hasil dari pembagian host 1024/254 = 4.  jadi Network Address ke 2 menjadi 172.16.4.0. begitu juga untuk alamat ke 3  kerana bisa dibagi 512/256 =2 maka untuk subnet berikutnya ditambah hasil pembagian  menjadi  172.16.6.0.  Begitu juga penjelasan diatas tentang IP broadcast:  hasilnya bisa dilihat 2 contoh kasus diatas. 

3. Ruang Ketiga 100 Host
Untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host,  maka konsep perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Digunakan 2^7=128. Seperti yang sudah kita bahas sebelum jika jumlah host yang diinginkan tidak bisa dibagi 256 maka kita taruh di oktet ke 4, karena 100/256 tidak bisa dibagi hasil untuk host ditaruh pada oktet ke 4.
Dan untuk kelas C untuk mencari IP broadcast yaitu hasil dari Network Address berikutnya dikurangi 1, dan untuk mencari IP Terakhir yaitu hasil dari Host id IP broadcast  dikurangi 1, seperti contoh kasus dibawah. 
Network          : 172.16. 6 . 0/25
IP Pertama      : 172.16. 6 . 1
IP Terakhir      : 172.16. 6 . 126
IP Broadcast   : 172.16 .6 .127 
Subnet Mask   : 255.255.255.128

4.  Ruang Server 2 Host
Network          : 172.16. 6. 128/30 
IP Pertama      : 172.16. 6. 129
IP Terakhir      : 172.16.6. 130
IP Broadcast   : 172.16.6.131 
Subnet Mask   : 255.255.255.252

D.    Alat dan Bahan
1.      Software Simulasi Ciso Paket Tracert 5.3
2.      Komputer / Laptop (Alat untuk perhitungan dan menjalakan software)

E.     Langkah Kerja
1.      Hidupkanlah komputer / laptop anda terlebih dahulu.
2.      Buka aplikasi Cisco Packet Tracert 5.3
3.      Klik   icon   end   devices   pada   menu   dibagian   kiri   bawah  untuk menambahkan beberapa komputer.

4.      Kemudian pilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar end devices  untuk ditambahkan dengan cara drag and drop pada lembar kerja.
5.      Misalkan kita pilih pc, klik icon pc kemudian drag and drop pada worksheet atau lembar kerja dan buat seperti gambar dibawah ini.

6.      Sesuaikan pemasangan ip address dengan gambar diatas. Kemudian  uji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi  karena  kelimanya  berbeda  subnet.  Hal  tersebut  telah mensimulasikan  teknik  subnetting  VLSM   sesuai  dengan  scenario diatas.

F.     Permasalahan Dan Troubleshooting
1.      Permasalahan
a.       Subnet hanya dapat dibagi menjadi empat,  sedangkan  jaringan akan dibagi menjadi 5.
2.      Troubleshooting
a.       Salah satu jaringan dibagi menjadi dua dengan teknik VLSM, sehingga total jaringan yang dibagi menjadi 5.

G.    Tugas
a.       [Teknik CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28
Dan buatlah simulasi pada paket tracer dimana per subnetworknya diwakili oleh 5 buah komputer?
210.103.45.0/28
11111111.11111111.11111111.11110000
255.255.255.420
Jumlah subnet
2X  = 24
      = 16
Maka jumlah host persubnet = 16-2 = 14
No  Subnet                  Host Pertama                         Host Terakhir              Broadcast
1    210.103.45.0           210.103.45.1             210.103.45.14             210.103.45.15
2    210.103.45.16       210.103.45.17             210.103.45.30             210.103.45.31
3    210.103.45.32         210.103.45.33         210.103.45.46           210.103.45.47
4    210.103.45.48       210.103.45.49         210.103.45.62           210.103.45.63
5    210.103.45.64       210.103.45.65         210.103.45.78           210.103.45.79
6    210.103.45.80       210.103.45.81         210.103.45.94           210.103.45.95
7    210.103.45.96       210.103.45.97         210.103.45.110         210.103.45.111
8    210.103.45.112     210.103.45.113       210.103.45.126         210.103.45.127
9    210.103.45.128     210.103.45.129       210.103.45.142         210.103.45.143
10  210.103.45.144     210.103.45.145       210.103.45.158         210.103.45.159
11  210.103.45.160     210.103.45.161       210.103.45.174         210.103.45.175
12  210.103.45.176     210.103.45.177       210.103.45.190         210.103.45.191
13  210.103.45.192     210.103.45.193       210.103.45.206         210.103.45.207
14  210.103.45.208     210.103.45.209       210.103.45.222         210.103.45.223
15  210.103.45.224     210.103.45.225      210.103.45.238         210.103.45.239
16  210.103.45.240     210.103.45.241       210.103.45.254         210.103.45.255

Simulasi gambar :
 

b.      [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting ip address 5 buah komputer dengan network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.
A = 300 = 2^9
B = 250 = 2^8
C = 200 = 2^8
D = 140 = 2^8
E = 140 = 2^8

Net 1 :
2^9 = 512, 11111111.11111111.11111110.00000000
Net : 255.255.254.0
Net 2 :
2^8 = 256, 11111111.11111111.11111111.00000000
Net : 255.255.255.0

A = 300        512 – 2 = 510
Net.Mask         :  255.255.254.0
Net.ID             : 172.200.0.0
IP Pertama       : 172.200.0.1
IP Terakhir       : 172.200.1.254
Broadcast        : 172.200.1.255

B = 250       256 – 2 = 254
Net.Mask         : 255.255.255.0
Net.ID             : 172.200.2.0
IP Pertama       : 172.200.2.1
IP Terakhir       : 172.200.2.254
Broadcast        : 172.200.2.255

C = 200         256 – 2 = 254
Net.Mask         : 255.255.255.0
Net.ID             : 172.200.3.0
IP Pertama       : 172.200.3.1
IP Terakhir       : 172.200.3.254
Broadcast        : 172.200.3.255

D = 140        256 – 2 = 254
Net.Mask         : 255.255.255.0
Net.ID             : 172.200.4.0
IP Pertama       : 172.200.4.1
IP Terakhir       : 172.200.4.254
Broadcast        : 172.200.4.255

E = 140       256 – 2 = 254
Net.Mask         : 255.255.255.0
Net.ID             : 172.200.5.0
IP Pertama       : 172.200.5.1
IP Terakhir       : 172.200.5.254
Broadcast        : 172.200.5.255


Gambar Simulasi :



Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa di dapat dari percobaan di atas, adalah dengan menggunakan teknik VLSM kita bisa lebih memaksimalkan pemakaian host dalam sebuah subnet. Dengan teknik VLSM juga kita bisa membuat jaringan lebih kecil dan mudah untuk memanejemennya.

Daftar Pustaka










0 komentar:

Posting Komentar